Langsung ke konten utama

vintage mirror

Holly, gadis hobi fashion dan anti kotor itu kini memulai  hidup di rumah baru yang akan ia tempati. Tadi pagi ia dan keluarganya baru saja pindah dirumah besar itu. Rumah klasik bertingkat dua yang cukup besar dari rumah lamanya itu membuat Holly mengeluh.

Bahwasanya rumah itu jauh dari keramaian kota. Pekerjaan baru ayahnya terpaksa membuat Holly pindah ke tempat terpencil, membuatnya semakin merasa kesepian. 

Siang itu, selepas membantu orang tuanya berberes rumah, Holly melepas lelah berbaring ditempat tidur sembari menatap kekosongan. Bosan. Akhirnya ia bangkit dan berencana akan berkeliling daerah tempat itu untuk mengusir kebosanan. 

Mula mula Holly menyusuri isi rumahnya. Cukup mewah dan modern bila ditambah cat lagi. Ketika melewati dapur, Holly menemukan pintu yang belum sempat ia masuki. Holly segera saja melangkah ke ruangan itu dan yang ia lihat ada tangga mengarah kebawah. Sepertinya ruang bawah tanah. Tempat gelap itu cukup membuat bulu kuduk gadis itu meremang. Holly cukup ragu tapi penasaran. Tapi gadis itu sadar. Hanya ruang kosong, pengecut, takut hanyalah omong kosong, batin Holly pada dirinya. 

Ia lawan rasa takutnya dengan melangkah kebawah. Dengan keremangan cahaya dari atas, Holly dapat melihat barang barang yang sepertinya tak terpakai bertumpuk diruangan sempit itu. Ternyata tangga itu telah membawa Holly ke ruang gudang bawah tanah. Holly sempat terbatuk dan merasa jijik dengan sekumpulan debu dan sarang laba laba disana. 

Ditumpukan para kardus, matanya menangkap sepatu boot usang, sepeda, bola basket, dan yang menarik sebuah boneka anak perempuan cantik. Tapi Holly tak terkesan melihat boneka itu begitu kotor. Boneka yang malang, batin Holly. Tak ada yang menarik disini. Holly kembali melangkah keatas sebelum sesuatu mengalihkan perhatiannya.

Seberkas sinar yang entah dari mana datangnya tiba tiba saja menerpa mata kiri Holly. Gadis itu sedikit terkejut dengan kemunculan cahaya misterius itu. Holly kembali berjalan mencari asal sinar, pasti ada apa apanya digudang ini.

Benar saja, Holly menemukan sebuah cermin yang sepenuhnya telah berdebu. 
Holly mengambilnya, cermin bundar dengan pegangan tangan itu cukup unik, terlihat dari tekstur ukiran disisinya.

Holly memungut cermin yang sepertinya pemilik rumah sebelumnya dan membawanya ke kamar. 

Dikamarnya, Holly mengelap dan membersihkan cermin itu. Kini cermin yang semula berdebu kecoklatan telah berubah mengkilat dan ukirannya berubah keemasan. 

Holly terkagum kagum. "Wah.. Cantiknya. Nah begini baru enak" Holly puas memandang cermin itu. Ia berkaca kaca didepan cermin itu seakan memberi efek sihir yang membuat gadis itu terus memandang wajahnya didepan cermin. 

Holly mengambil peralatan make upnya dan bermain main dengan cermin barunya. "Aku harus menunjukkan kepada Ibu" kata Holly.

Holly melirik jam dinding. Pukul 11.30
"Eh,nanti saja. Tunggu aku selesai berdandan"

Ketika masih asyik dengan cerminnya, Holly menyentuh wajahnya dipantulkan cermin. Seketika ia merasa menyentuh air. Holly mengira itu hanya perasaanya saja. Tapi ketika ia menyentuh kaca lagi, benar benar seperti menyentuh air. Holly terbelalak. Dan sekian kalinya Holly mencoba menyentuh lagi. Dan..

Nyuuss! "Huaa..!"

Tiba tiba saja Holly tertarik kedalam cermin itu dan masuk ke sebuah portal yang entah membawanya kemana. 

***

Bruuk! Holly jatuh dan terjerembab di sebuah rumput yang banyak ditumbuhi pepohonan. Sekarang ia terdampar dihutan lebat yang asri. Holly terperangah tidak percaya dengan kejadian ini. Sementara ia masih mengeluh tubuhnya sakit akibat mendarat ditanah. 

Cukup lama Holly mematung ditempat dengan banyak pertanyaan dikepalanya. Dimana dirinya sekarang? Dan cermin itu.. Holly memandang kesana kemari. Tak ada orang satupun kecuali dirinya. Hanya ada bunyi serangga dan kicauan burung. Holly akui hutan ini sejuk dan sinar matahari yang menerobos celah dedaunan pohon. 

Hingga tak ia sadari, Holly bangkit dan melangkah menyusuri hutan untuk mencari jalan keluar. Tapi mustahil melihat tempat luas ini dan hutan Dimanakah ini. 

Selangkah demi selangkah Holly berjalan hingga tak lama sebuah suara mengejutkannya. Suara yang tak pernah Holly kenal. Suara itu memanggil namanya berulang kali. 

"Holly.. " Holly menoleh kesana kemari mencari sumber suara. Holly bingung, mengapa suara itu bisa mengetahui namanya? 

"Dimana kamu? Siapa kau?" tanya Holly cemas. Ia takut kalau saja suara itu adalah orang jahat. 

"Aku disini.." jawab suara itu. Holly menoleh lagi, tetap tidak ada siapa siapa. 

"Halo.. Aku dibelakangmu" sontak, Holly langsung menoleh ke belakang. Holly menjerit dan mundur satu langkah karena terkejut. Tepat sentimeter di depannya, berdiri seorang wanita cantik kira kira berusia 20 tahun tersenyum kearahnya. 

"Siapa kau?" tanya Holly. Ia cukup lega kalau suara itu bukan hantu, melihat wanita itu bergaun pink dan berambut pirang tergerai panjang. Penampilannya mengingat Holly akan Princess Aurora.
 
"Maaf mengejutkanmu, namaku Beatrice. Aku sedang mencarimu dan akhirnya kau muncul juga" jelas wanita itu. "Kau Holly kan?"

Holly mengangguk. "Umm.. Sebenarnya aku berada dimana? Kenapa aku bisa terdampar disini? Aku ingin pulang.." Holly merengek.

Beatrice berlutut, menyajarkan tingginya dengan Holly yang masih 12 tahun. 

"Ssstt.. Tenang, jangan khawatir. Kau sampai kesini karena panggilan ku melalui dimensi yang menghubung ke cermin itu" jelasnya.

"Jadi cermin itu.. Ajaib? Bagaimana bisa ada dunia lain didalamnya? Tempat apa ini?" Holly bingung. 

Beatrice tersenyum. "Kau beruntung Holly, kau tak sengaja menemukan cermin antik itu. Kurasa kau orang yang tepat untuk aku bawa kemari"

"Ada perlu apa kau memanggilku?"

"Sebelum kau mengetahuinya, aku akan memberikan ini kepadamu"

Beatrice tiba tiba menyodorkan setangkai bunga mawar merah kepada Holly. Holly menerimanya. 

"Mawar?"

"Ya. Mawar ini bukan mawar biasa. Coba kau acungkan ke atas sana"

Holly menuruti saja perintah Beatrice. Ia praktikkan lalu sebuah keajaiban muncul. Sekuntum mawar itu ternyata mengeluarkan serbuk seperti glitter. 

"Woah.. " Holly terperangah antara percaya atau tidak. 

"Mawar ini sebuah tongkat sihir yang bisa memudahkan pekerjaanmu"

Beatrice mengambil kembali mawar digenggaman Holly. Ia menunjukkan kepada Holly, mawar itu memberi kesaktian seperti ia bisa terbang, menghilang, bahkan membantu menggerakkan sesuatu apa yang kita mau, tanpa tangan! Holly tersenyum penuh takjub. "Wah keren"

"Jaga mawar ini dengan baik ya, jika kau ingin berpetualang disini" ingat Beatrice.

Holly mengangguk senang, kemudian ia berubah bingung. "Berpetualang?"

Beatrice mengangguk. "Ikut aku"

Holly mengikuti saja langkah Beatrice, hingga tiba di rimbunan tanaman yang menjuntai panjang kebawah, menghalangi jalan. 

Beatrice membuka rimbunan tanaman bak tirai tersebut, lalu tampak sebuah pemandangan membuat Holly takjub. 
Pemandangan didepannya seperti dunia khayalan saja yang sebelumnya ia lihat di film film. 

Di sebuah padang rumput hijau yang membentang, para peri berlalu lalang, ada unicorn, pegasus, air terjun coklat, awan kapas, dan permen yang menggantung dipohon sebagai buahnya.

Holly terperangah, Beatrice tersenyum. 

"Selamat datang didunia tipu tipu" Beatrice tersenyum jail. 

...




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Lovely Bones

Namaku Salmon. Seperti nama ikan. Nama depanku adalah Susie. Aku terbunuh pada tanggal 6 Desember 1973. ... Saat itu awal musim dingin di bulan Desember, masih tersisa daun daun kering sisa musim gugur. Ketika hari sudah petang, aku pulang dari sekolah menempuh jalan yang dekat menuju rumahku. Dari sinilah semua kebahagiaanku terenggut ketika bertemu seorang pria yang merupakan tetanggaku. Mr. Harvey namanya. Aku bertemu dia tepatnya di area ladang jagung yang kebetulan sepi. Mr. Harvey menyapaku kemudian membujukku dengan alasan melihat hasil karya yang baru saja dibuatnya. Sebuah ruangan bawah tanah di tengah ladang tandus tersebut. Sekilas memang tak ada yang dikhawatirkan. Setahuku Mr. Harvey tinggal sendiri dirumahnya. Pekerjaannya membuat boneka boneka untuk anak anak. Kupikir tak ada salahnya jika melihat sebentar hasil karya Mr. Harvey tersebut. Ketika masuk ke ruangan itu, Mr. Harvey dengan gembiranya menunjukkan pajangan serta boneka yang dibuatnya. Ketika merasa aku harus pu...

Orphan First Kill

Kamu percaya gak kalau kamu melihat anak kecil tapi sebenarnya dia sudah berusia dewasa? Aku contohnya, aku sudah berusia tiga puluh tahun, tapi ukuran tubuhku bisa dibilang seperti anak kecil. Aku akan terus berbeda dari orang lain karena penyakit yang aku derita. Namaku Leena, orang orang mengira aku anak kecil, padahal aku seorang wanita dewasa, aku wanita yang malang. Sekarang aku tinggal di sebuah rumah sakit jiwa di Estonia, 'saarne institute' Orang orang itu menarikku dan mengekangku di dalam psikiatri ini, dan bilang kalau Aku gila, Aku tak terima, Orang orang itu membuatku semakin gila, aku suka membanting barang apa saja ketika Aku mengamuk dan memberontak, bahkan mereka memberiku jaket pengekang, entah apa gunanya, jaket sialan ini, aku tak ingin mengenakannya, aku berusaha melepasnya hingga meninggalkan bekas luka di leher serta pergelangan tanganku. Soal tubuh kecilku, aku sebenarnya menderita kelainan hormon tubuh, 'hipopituitarisme' namanya, yang membuat ...

Harry Potter's shop

                Palace theatre, London Is this the place that I've been dreaming of? It's my favourite!! Aaaahh ini seneng banget saya liatnya.. ini salah satu mimpi saya banget untuk bisa kesana Thank uu friend, udah fotoin.. tau banget yg saya suka Auu ah pokoknya jika kesana, saya wajib mampir ke place place and studio of Harry Potter